Menanggulangi Rasa Was-was

Oleh : H. Aceng Karimullah

Apabila kita sedang shalat, misalnya salat Zuhur, kemudian kita merasa ragu apakah kita sudah dalam rakaat yang ke-4 atau masih dalam rakaat yang ke-3? Maka Rasulullah SAW mengajarkan agar kita segera mengambil keputusan dengan cara menganggap bahwa kita sedang dalam rakaat yang ke-3. Kemudian kita tambahi satu rakaat lagi dan akhirilah dengan sujud sahwi. Selesai. Kalau kita tidak segera mengambil keputusan maka bisa jadi sepanjang shalat kita hati hanya bertanya-tanya saja “rakaat ke-3 apa ke-4?” dan kekhusyu’an shalat kita pun akan terganggu.

Demikian pula ketika ada seseorang melapor kepada Rasulullah bahwa dia dalam salatnya merasa seolah-olah keluar angin. Rasulullah pun menjawab bahwa dalam keadaan ragu seperti itu orang tadi disuruh untuk segera mengambil keputusan dengan sabda beliau: “Lanjutkan shalatmu, jangan hiraukan perasaan ragu yang mengganggumu kecuali kalau engkau yakin ada suaranya atau ada baunya alias engkau yakin bahwa itu adalah buang angin betulan”. Karena kalau hanya sekedar ragu, bisa jadi perasaan ragu itu justru dihembus-hembuskan oleh syaitan agar kekhusyu’an shalat kita hilang.

Dalam hal berwudhu, Rasulullah pernah berwudhu dengan menggunakan air hanya +/- setengah liter. Karena kewajiban membasuh anggota wudhu itu hanya 1 kali – 1 kali. Kalau kita membasuhnya 2 kali – 2 kali atau 3 kali – 3 kali, itu sifatnya kesempurnaan. Dan itu sudah cukup untuk menghilangkan hadast kecil. Maka kita pun harus merasa cukup dengan itu karena kalau berwudhu dengan membasuh anggota wudhu melebihi 3 kali-3 kali itu malah tidak boleh. Rasulullah pun pernah mandi dengan menggunakan air hanya satu sho’ (+/- 3 liter) dan itu cukup untuk menghilangkan hadast besar. Kita harus ingat bahwa manusia yang paling bertaqwa dan paling wara’ itu adalah beliau Rasulullah. Namun beliau tidak pernah memberat-beratkan diri dalam beribadah dan memang beliau tidak suka kepada orang yang memberat-beratkan diri dalam beribadah.

Mengapa orang bisa ragu alias was-was? Karena pada hakekatnya orang tersebut punya rasa kurang percaya diri. Maka Rasulullah mengajarkan agar kita percaya diri saja untuk tidak mengikuti godaan syaitan yang suka menghembus-hembuskan keraguan atau rasa was-was tadi. Orang yang was-was memang perlu dibantu agar punya rasa percaya diri dan merasa cukup dengan apa yang diajarkan atau dicontohkan oleh Rasulullah.

Artikel Terkait

Leave a Comment